Kawah Ratu
Berlokasi di lereng Gunung Salak, Kawah Ratu adalah sebuah kawah aktif yang mengeluarkan uap panas. Kawah Ratu adalah tempat favorit para pecinta alam karena untuk dapat mencapai Kawah Ratu, anda harus menempuh perjalanan mendaki melewati jalan setapak selama kurang lebih 3 jam. Bagi pendaki pemula, disarankan untuk tidak mendaki pada malam hari. Selain itu, jangan lupa membawa peralatan mendaki seperti sandal gunung, payung, kompas, jas hujan, senter, bekal makanan, dan lain-lain.
[Close]
Terbaru
Headline
Rubrik
Event
Masuk
PILIHAN HEADLINE
Kawah Ratu Gunung Salak : Keindahan yang Eksotis dan Penuh Mistis
23 Maret 2014 22:11:47 Diperbarui: 24 Juni 2015 00:35:25 Dibaca : 20,952
Komentar : 16 Nilai : 18
Kawah Ratu Gunung Salak : Keindahan yang Eksotis dan Penuh Mistis
Kawah Ratu (Dok. Yani)
Gunung Salak memang menyimpan banyak keindahan. Banyak pula yang
menjulukinya sebagai gunung penuh mistis. Bagaimanapun juga, Gunung
Salak merupakan ikon kebanggaan warga Bogor. Gunung dengan vegetasi
hutan yang rapat ini memiliki banyak sumber mata air, sehingga tak heran
jika ditemukan banyak sekali curug (air terjun) di lerengnya. Ada lagi
yang unik dari Gunung Salak. Kawahnya tidak terletak di puncak seperti
pada umumnya gunung-gunung lain, tetapi ada di tengah-tengah gunung.
Kawah inilah yang dikenal dengan sebutan Kawah Ratu.
Sebagai warga Bogor, rasanya tidak lengkap kalau belum berkunjung ke
kawah tersebut. Belum lama ini (15/3/14), niat untuk mengunjungi Kawah
Ratu kesampaian juga. Salah seorang kompasianer Bogor Akang Sepuh, yang
sudah terbiasa ke sini, menawarkan untuk mendaki ke kawah tersebut.
Sayapun mengajak Ria Astuti dan 2 orang teman lain (Indah dan Mathias)
untuk ikut bergabung, jadilah kami berlima trekking ke kawah ratu.
Kami memulai perjalanan sepagi mungkin. Sekitar pukul 8 lewat kami sudah
tiba di depan pos penjagaan menuju Kawah Ratu di Gunung Bunder (masih
termasuk wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak). Ada 2 jalur
pendakian resmi yang bisa dilalui yaitu lewat Cidahu (Sukabumi) dan yang
akan kami lalui ini yaitu Pasir reungit (Gunung Bunder). Sebelum
mendaki, petugas taman nasional memberitahukan bahwa pendakian ke Kawah
Ratu harus ditemani pemandu yang sudah berpengalaman. Kamipun
mengiyakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
tersesat, terhirup gas beracun dan lain sebagainya. Bagaimanapun
jalan-jalan ke gunung tidak boleh dianggap remeh meskipun jalurnya
terbilang mudah.
Untuk menuju ke kawah ratu lewat jalur pasir reungit, kami harus
trekking sejauh 3,6 km. Jarak sejauh itu bisa ditempuh sekitar 2 jam
lebih. Gak terlalu sulit koq, karena jalannya lumayan landai. Lagipula
Kawah Ratu hanya berada di ketinggian 800-900 m dpl, tidak terlalu
tinggi. Sepertinya cocok buat olahraga santai.
Pagi itu cuaca berawan hingga tidak terasa panas sama sekali. Apalagi di
kanan-kiri terdapat banyak tumbuhan yang kadang-kadang memaksa kami
untuk sedikit menunduk saat melewatinya. Si pemandu berjalan agak cepat
di depan rombongan kami. Dengan parang di tangannya, sesekali dia
menebas semak/ranting pohon yang menghalangi jalan kami. Jalur yang kami
lewati sepi sekali, terkadang menyempit, mungkin agak jarang dilewati
orang. Kami hanya beberapa kali berpapasan dengan pendaki lain dari arah
berlawanan.
Sepanjang perjalanan, kami harus melewati jalan setapak, di antara batu
dan tanah yang becek. Tidak jarang pula harus melewati sungai atau jalan
air. Hmm..jalur ke kawah ratu ini memang jalur basah, pokoknya suegeer
banget deh. Suara gemericik air sungai hampir selalu terdengar
mengiringi langkah kaki. Karena banyaknya jalan air yang harus dilewati,
sangat tidak disarankan untuk ke sini di saat musim hujan, karena
dikhawatirkan bisa terseret arus. Seringkali jalan setapak yang kami
lalui bercabang, tanpa penunjuk arah sama sekali. Dan mungkin inilah
penyebab banyak orang tersasar di sini.
13955616461911042016
Melewati jalan air (Dok. Yani)
Tibalah kami di jalan air setinggi mata kaki, beberapa tempat bahkan ada
yang hampir setengah selutut. Mau tidak mau ujung celana panjangku jadi
basah. Airnya begitu jernih dan terasa sekali dingin di kaki, mungkin
kalau lama kelamaan bisa membuat kaki menjadi kram. Lumayan jauh juga
jaraknya, mungkin hampir 100 m. Tak berapa lama kami tiba di aliran
sungai yang airnya jernih sekali. Ini adalah sungai terakhir yang airnya
bisa langsung diminum. Melihatnya mata terasa segar dan kepingin
berendam lama-lama. Sungai inilah yang mengalir ke bawah dan selanjutnya
bercabang menjadi Curug Cigamea dan Curug Ngumpet. Rasanya pingin
berlama-lama duduk di batu-batunya sambil merendam kaki. Tetapi niat ini
harus urungkan karena masih harus meneruskan perjalanan ke Kawah Ratu
yang sudah tidak jauh lagi.
1395561727760138201
Sungai di dekat kawah mati I (Dok. Yani)
1395561828917452780
Kawah mati I (Dok. Yani)
Sebelum mencapai Kawah Ratu, kita akan melewati dua kawah yaitu kawah
mati I dan kawah mati II. Entah mengapa disebut mati, mungkin karena
sudah tidak aktif lagi. Bau belerang terasa menyengat ketika tiba di
kawah mati I. Ada sungai kecil yang warnanya agak keputihan karena
pengaruh belerang. Suasana di sini begitu berbeda dengan jalur
sebelumnya. Terasa sunyi, mencekam dan tentu saja mistis. Banyak sisa
ranting-ranting kering dan pohon-pohon mati di sana, tetapi masih banyak
pula pohon yang masih hidup sekitarnya.
1395568694293458540
Danau mati (Dok. Yani)
13955620341444883585
Hutan mati (Dok. Yani)
1395567765180667141
Papan peringatan di kawah mati II (Dok. Yani)
Setelah melewati kawah mati I, kami harus melewati jalan menanjak agak
terjal yang dipenuhi akar-akar pohon. Setelah itu di sisi kanan terlihat
sebuah danau, yang disebut danau mati. Pemandangan layaknya hutan mati
dihiasi aliran belerang berwarna kuning dan batu-batu besar terpampang
di depan mata. Banyak pula ornamen cantik di atas tanah dan ukiran kayu
yang yang terbentuk secara alami. Ada keindahan yang eksotis sekaligus
suasana yang galau mencekam di situ. Coba saja lihat foto-fotonya.
Sungguh hebat memang ciptaan Allah SWT. Tapi jangan berlama-lama di
sini. Tak jauh dari tempat ini ada papan peringatan yang sudah rusak
dengan tulisannya yang hampir pudar. Mungkin beginilah kira-kira
bunyinya : “ Dilarang berjongkok lebih dari 3 menit. Gas beracun dari
kawah (CO, CO2, H2S, H2SO4), mengendap, terkonsentrasi di permukaan
tanah. Status kawah = aktif normal”. Entah peringatan itu masih berlaku
atau tidak, yang jelas kami buru-buru meninggalkan tempat ini menuju
Kawah Ratu.
Kami harus menuruni jalan setapak yang tanahnya berwarna agak putih. Di
kanan kiri masih terdapat banyak tumbuhan seperti paku-pakuan dan lumut,
serta tumbuhan tinggi lainnya. Hanya berjalan beberapa menit kami sudah
bisa melihat kepulan asap berwarna putih. Inilah rupanya yang disebut
Kawah Ratu. Tidak seperti Kawah Ijen maupun Kawah Tangkuban Perahu yang
membentuk kaldera luas ataupun cekungan di puncak gunung. Kawah Ratu
memang tidak terlalu luas, bentuknya mungkin menyerupai bukit-bukit
kapur yang berasap di banyak titik. Di tengah-tengah ada semacam
cekungan yang membentuk kolam kecil berisi cairan dan mengeluarkan asap
yang bertiup sesuai dengan arah angin.
Mungkin karena saat ini sedang banyak hujan, asap jadi bermunculan
dimana-mana akibat tekanan dari bawah dan menimbulkan suara keras
bergemuruh. Karena itulah pendakian ke kawah ratu biasanya ditutup pada
saat musim penghujan. Disarankan untuk tidak melewati titik aman kawah
karena gas CO2 yang keluar meskipun tidak berbau tetapi sangat
mematikan. Jadi berada di sekitar sini pun tidak boleh lebih dari 20
menit.
Menurut si pemandu, di Kawah Ratu terdapat sumber mata air yang nantinya
akan turun ke bawah sebagai curug seribu, tetapi tidak bisa diminum
langsung. Letak agak jauh dari tempat kami berdiri, sehingga saya tidak
bisa melihatnya langsung. Curg seribu sendiri merupakan curug terbesar
di Gunung Salak dan letaknya paling tinggi di antara yang lain.
Di sana kami juga bertemu rombongan pendaki lain. Mereka rupanya ingin
menyeberang ke jalur Cidahu melewati pinggiran kawah. Agak seram juga
karena arah asap terkadang berpindah-pindah dan bisa saja muncul di
tanah yang kita pijak. Pemandangan Kawah Ratu memang terkesan gersang,
dengan aura mistis dan misterius. Walaupun begitu masih banyak pula
tumbuhan pioner seperti lumut yang hijau bak karpet yang mampu tumbuh di
bebatuan sekitarnya.
1395569165343917691
Kami berlima di kawah ratu (Dok. Yani)
Sekitar jam 11-an, kami kembali turun meninggalkan Kawah Ratu. Saat
perjalanan pulang kami beristirahat sejenak di dekat sumber air yang
dapat diminum langsung sambil membersihkan kaki. Cuaca agak sedikit
panas waktu itu. Rasa seger banget minum air langsung dari sumbernya.
Tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau, pokoknya bersih banget
deh. Setelah puas makan dan minum, kami melanjutkan jalan ke bawah.
Rasanya perjalanan pulang hanya kami tempuh kurang dari 2 jam.
Sampai-sampai orang di di pos penjagaan mengira kami trekking sambil
lari.
Akhirnya acara ke Kawah Ratu hari itu kami tutup dengan mengunjungi
Curug Ngumpet II. Curug yang sumber mata airnya sempat saya pakai minum
dan mencuci kaki ketika di atas tadi.
Salam kompasiana
Bogor, 23 Maret 2014
Tulisan lain tentang Gunung Salak :
[WPC-6] Pemandangan Gunung Salak : Si Misterius yang Eksotis
Menjelajahi Curug di Kawasan Gunung Salak Endah (Gunung Bunder) Bogor
Aryani_Yani
/aryani_leksonowati
TERVERIFIKASI
Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah
bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di
Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just
the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-),
melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan,
mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft,
travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias
naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya
belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator
adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com.
Salam kenal buat semuanya...:)
Selengkapnya...
IKUTI
Share
19
0
0
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL curugngumpet gunungsalak gunungbunder kawahratu jalanjalan wisata
TANGGAPI DENGAN ARTIKEL
RESPONS : 0
NILAI : 18
Beri Nilai
Teguh Hariawan
Menarik
Ilham
Menarik
Asrini Hani
Menarik
PRIADARSINI (DESSY)
Aktual
Asep Sumpena
Menarik
akang Sepuh
Menarik
Nira Prihatin Nufus
Menarik
odam
Menarik
Selanjutnya
KOMENTAR : 16
Ryan Andin24 Maret 2014 00:09:58
Tengkyu, mb Aryani, artikelnya, kapan2 ke sini ah, mumpung lokasinya
ng terlalu jauh kan dari cibinong...
Balas
Jati 24 Maret 2014 03:51:22
foto di kawah mati sama hutan yg kering meranggas serem yah......
Balas
Agoeng Widodo24 Maret 2014 16:46:09
Kebayang deh asiknya mba
Indah banget yah kawah ratunya itu lho
Balas
Mbah Paito24 Maret 2014 02:04:03
wah airnya bening banget.,.,
Balas
Novi Handayani23 Maret 2014 22:28:02
Pengalaman yang seru ya...... Jadi pengen kesana atau mendaki lagi
Balas
elde24 Maret 2014 04:25:43
Makasih sh sharing perjalanannya...:)
Balas
Widianto.H Didiet24 Maret 2014 05:32:21
aku udah kesiniiii.. jalannya jauh bangeeet.. :P
Balas
PRIADARSINI (DESSY)24 Maret 2014 23:03:00
wah seruw keknyaaah.. jadi pengen kesan jugaaakk... *ikut2an*
:-)
Balas
Deo Reiki24 Maret 2014 23:40:39
Anda yang ingin berkunjung ke Kota Singkawang, silakan buka:
www.singkawang.info
Balas
Nira Prihatin Nufus24 Maret 2014 13:23:07
kawah ratu memang keren (y)
jadi rindu ingin kesana lagi, hehe :)
Balas
Selanjutnya
Featured Article
BUT Facebook, Google, Twitter: Hidup Kembali ke Zaman Klasik?
Angra Bramagara
28 Februari
Headline
1
Manusia Bergawai dan Rasa Kemanusiaan - Cerita Ibu Puasa dari Wara
Suryani Amin
13 April 2016
2
Tasia dan Gracia Cetak Rekor Tertinggi di MKR, Mengharumkan Nama
Indonesia
Ronny Noor
14 April 2016
3
7 Fakta Tersisa dari Perempat Final Liga Champions
Hadi Santoso
14 April 2016
4
Si Ujang dari Padalarang, Bertahan Hidup dengan Menjual Batu Cobek
Topik Irawan
14 April 2016
5
Begini Ini Pendidikan? Begini Ini Sekolah?
Achmad Saifullah Syahid
14 April 2016
Nilai Tertinggi
Ahok Terlibat Korupsi, Sudah Biasa tuh
Mike Reyssent
14 April
Ketua BPK Mundur Gegara Bocoran Panama Papers
Axtea 99
14 April
Mendinginkan Kompasiana
Arke
14 April
Panama Papers dan Sikap Tanggung Jawab Bangsa Indonesia
Susy Haryawan
14 April
BPK Berpotensi Terkena Psl.9 No 20/th 2001
Purnawan Eko Andoko
14 April
Terpopuler
Pembelaan Membabi buta Oleh Pendukung Ahok di ILC yang Kontra Produktif
Dewi Haroen
14 April
Ahok Terlibat Korupsi, Sudah Biasa tuh
Mike Reyssent
14 April
Ketua BPK Mundur Gegara Bocoran Panama Papers
Axtea 99
14 April
Sketsa Ahok yang Tak Terpikirkan
Nuey A Setiawan
14 April
Ahok Terpojok, BPK Dinilai Ngawur
PECEL TEMPE
14 April
Tren di Google
Ahok Akan Clean, Balik Serang BPK di Sumber Waras dan Fakta Pendukung vs
Penentang Ahok
Asaaro Lahagu
13 April 2016
Ahok Robek Tradisi, Tantang Megawati, Skak DPR Senayan, dan Bakar Spirit
Teman Ahok
Asaaro Lahagu
11 Maret 2016
BPK Berpotensi Terkena Psl.9 No 20/th 2001
Purnawan Eko Andoko
14 April 2016
Ahok Terlibat Korupsi, Sudah Biasa tuh
Mike Reyssent
14 April 2016
Kisah Anak 2-6 Tahun Bertemu Ahok 1 Jam
Meicky Shoreamanis Panggabean
13 April 2016
Gres
Aku dan Kehidupanku
Reni Intan P. A
14 April
Di Bahrain, Umur 50 Sudah Tidak Layak Bekerja
Sahrudin308
14 April
Apa Itu Dermatitis Atopi alias Eksim Anak?
Andrew Shem
14 April
Mengenal Teknologi Dermoscopy, Upaya Pencegahan Dini Kanker Kulit
Andrew Shem
14 April
Mengenal Jamur pada Kulit Manusia
Andrew Shem
14 April
Close Ads X
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aryani_leksonowati/kawah-ratu-gunung-salak-keindahan-yang-eksotis-dan-penuh-mistis_54f7ff09a333116a608b4870
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aryani_leksonowati/kawah-ratu-gunung-salak-keindahan-yang-eksotis-dan-penuh-mistis_54f7ff09a333116a608b4870
[Close]
Terbaru
Headline
Rubrik
Event
Masuk
PILIHAN HEADLINE
Kawah Ratu Gunung Salak : Keindahan yang Eksotis dan Penuh Mistis
23 Maret 2014 22:11:47 Diperbarui: 24 Juni 2015 00:35:25 Dibaca : 20,952
Komentar : 16 Nilai : 18
Kawah Ratu Gunung Salak : Keindahan yang Eksotis dan Penuh Mistis
Kawah Ratu (Dok. Yani)
Gunung Salak memang menyimpan banyak keindahan. Banyak pula yang
menjulukinya sebagai gunung penuh mistis. Bagaimanapun juga, Gunung
Salak merupakan ikon kebanggaan warga Bogor. Gunung dengan vegetasi
hutan yang rapat ini memiliki banyak sumber mata air, sehingga tak heran
jika ditemukan banyak sekali curug (air terjun) di lerengnya. Ada lagi
yang unik dari Gunung Salak. Kawahnya tidak terletak di puncak seperti
pada umumnya gunung-gunung lain, tetapi ada di tengah-tengah gunung.
Kawah inilah yang dikenal dengan sebutan Kawah Ratu.
Sebagai warga Bogor, rasanya tidak lengkap kalau belum berkunjung ke
kawah tersebut. Belum lama ini (15/3/14), niat untuk mengunjungi Kawah
Ratu kesampaian juga. Salah seorang kompasianer Bogor Akang Sepuh, yang
sudah terbiasa ke sini, menawarkan untuk mendaki ke kawah tersebut.
Sayapun mengajak Ria Astuti dan 2 orang teman lain (Indah dan Mathias)
untuk ikut bergabung, jadilah kami berlima trekking ke kawah ratu.
Kami memulai perjalanan sepagi mungkin. Sekitar pukul 8 lewat kami sudah
tiba di depan pos penjagaan menuju Kawah Ratu di Gunung Bunder (masih
termasuk wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak). Ada 2 jalur
pendakian resmi yang bisa dilalui yaitu lewat Cidahu (Sukabumi) dan yang
akan kami lalui ini yaitu Pasir reungit (Gunung Bunder). Sebelum
mendaki, petugas taman nasional memberitahukan bahwa pendakian ke Kawah
Ratu harus ditemani pemandu yang sudah berpengalaman. Kamipun
mengiyakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
tersesat, terhirup gas beracun dan lain sebagainya. Bagaimanapun
jalan-jalan ke gunung tidak boleh dianggap remeh meskipun jalurnya
terbilang mudah.
Untuk menuju ke kawah ratu lewat jalur pasir reungit, kami harus
trekking sejauh 3,6 km. Jarak sejauh itu bisa ditempuh sekitar 2 jam
lebih. Gak terlalu sulit koq, karena jalannya lumayan landai. Lagipula
Kawah Ratu hanya berada di ketinggian 800-900 m dpl, tidak terlalu
tinggi. Sepertinya cocok buat olahraga santai.
Pagi itu cuaca berawan hingga tidak terasa panas sama sekali. Apalagi di
kanan-kiri terdapat banyak tumbuhan yang kadang-kadang memaksa kami
untuk sedikit menunduk saat melewatinya. Si pemandu berjalan agak cepat
di depan rombongan kami. Dengan parang di tangannya, sesekali dia
menebas semak/ranting pohon yang menghalangi jalan kami. Jalur yang kami
lewati sepi sekali, terkadang menyempit, mungkin agak jarang dilewati
orang. Kami hanya beberapa kali berpapasan dengan pendaki lain dari arah
berlawanan.
Sepanjang perjalanan, kami harus melewati jalan setapak, di antara batu
dan tanah yang becek. Tidak jarang pula harus melewati sungai atau jalan
air. Hmm..jalur ke kawah ratu ini memang jalur basah, pokoknya suegeer
banget deh. Suara gemericik air sungai hampir selalu terdengar
mengiringi langkah kaki. Karena banyaknya jalan air yang harus dilewati,
sangat tidak disarankan untuk ke sini di saat musim hujan, karena
dikhawatirkan bisa terseret arus. Seringkali jalan setapak yang kami
lalui bercabang, tanpa penunjuk arah sama sekali. Dan mungkin inilah
penyebab banyak orang tersasar di sini.
13955616461911042016
Melewati jalan air (Dok. Yani)
Tibalah kami di jalan air setinggi mata kaki, beberapa tempat bahkan ada
yang hampir setengah selutut. Mau tidak mau ujung celana panjangku jadi
basah. Airnya begitu jernih dan terasa sekali dingin di kaki, mungkin
kalau lama kelamaan bisa membuat kaki menjadi kram. Lumayan jauh juga
jaraknya, mungkin hampir 100 m. Tak berapa lama kami tiba di aliran
sungai yang airnya jernih sekali. Ini adalah sungai terakhir yang airnya
bisa langsung diminum. Melihatnya mata terasa segar dan kepingin
berendam lama-lama. Sungai inilah yang mengalir ke bawah dan selanjutnya
bercabang menjadi Curug Cigamea dan Curug Ngumpet. Rasanya pingin
berlama-lama duduk di batu-batunya sambil merendam kaki. Tetapi niat ini
harus urungkan karena masih harus meneruskan perjalanan ke Kawah Ratu
yang sudah tidak jauh lagi.
1395561727760138201
Sungai di dekat kawah mati I (Dok. Yani)
1395561828917452780
Kawah mati I (Dok. Yani)
Sebelum mencapai Kawah Ratu, kita akan melewati dua kawah yaitu kawah
mati I dan kawah mati II. Entah mengapa disebut mati, mungkin karena
sudah tidak aktif lagi. Bau belerang terasa menyengat ketika tiba di
kawah mati I. Ada sungai kecil yang warnanya agak keputihan karena
pengaruh belerang. Suasana di sini begitu berbeda dengan jalur
sebelumnya. Terasa sunyi, mencekam dan tentu saja mistis. Banyak sisa
ranting-ranting kering dan pohon-pohon mati di sana, tetapi masih banyak
pula pohon yang masih hidup sekitarnya.
1395568694293458540
Danau mati (Dok. Yani)
13955620341444883585
Hutan mati (Dok. Yani)
1395567765180667141
Papan peringatan di kawah mati II (Dok. Yani)
Setelah melewati kawah mati I, kami harus melewati jalan menanjak agak
terjal yang dipenuhi akar-akar pohon. Setelah itu di sisi kanan terlihat
sebuah danau, yang disebut danau mati. Pemandangan layaknya hutan mati
dihiasi aliran belerang berwarna kuning dan batu-batu besar terpampang
di depan mata. Banyak pula ornamen cantik di atas tanah dan ukiran kayu
yang yang terbentuk secara alami. Ada keindahan yang eksotis sekaligus
suasana yang galau mencekam di situ. Coba saja lihat foto-fotonya.
Sungguh hebat memang ciptaan Allah SWT. Tapi jangan berlama-lama di
sini. Tak jauh dari tempat ini ada papan peringatan yang sudah rusak
dengan tulisannya yang hampir pudar. Mungkin beginilah kira-kira
bunyinya : “ Dilarang berjongkok lebih dari 3 menit. Gas beracun dari
kawah (CO, CO2, H2S, H2SO4), mengendap, terkonsentrasi di permukaan
tanah. Status kawah = aktif normal”. Entah peringatan itu masih berlaku
atau tidak, yang jelas kami buru-buru meninggalkan tempat ini menuju
Kawah Ratu.
Kami harus menuruni jalan setapak yang tanahnya berwarna agak putih. Di
kanan kiri masih terdapat banyak tumbuhan seperti paku-pakuan dan lumut,
serta tumbuhan tinggi lainnya. Hanya berjalan beberapa menit kami sudah
bisa melihat kepulan asap berwarna putih. Inilah rupanya yang disebut
Kawah Ratu. Tidak seperti Kawah Ijen maupun Kawah Tangkuban Perahu yang
membentuk kaldera luas ataupun cekungan di puncak gunung. Kawah Ratu
memang tidak terlalu luas, bentuknya mungkin menyerupai bukit-bukit
kapur yang berasap di banyak titik. Di tengah-tengah ada semacam
cekungan yang membentuk kolam kecil berisi cairan dan mengeluarkan asap
yang bertiup sesuai dengan arah angin.
Mungkin karena saat ini sedang banyak hujan, asap jadi bermunculan
dimana-mana akibat tekanan dari bawah dan menimbulkan suara keras
bergemuruh. Karena itulah pendakian ke kawah ratu biasanya ditutup pada
saat musim penghujan. Disarankan untuk tidak melewati titik aman kawah
karena gas CO2 yang keluar meskipun tidak berbau tetapi sangat
mematikan. Jadi berada di sekitar sini pun tidak boleh lebih dari 20
menit.
Menurut si pemandu, di Kawah Ratu terdapat sumber mata air yang nantinya
akan turun ke bawah sebagai curug seribu, tetapi tidak bisa diminum
langsung. Letak agak jauh dari tempat kami berdiri, sehingga saya tidak
bisa melihatnya langsung. Curg seribu sendiri merupakan curug terbesar
di Gunung Salak dan letaknya paling tinggi di antara yang lain.
Di sana kami juga bertemu rombongan pendaki lain. Mereka rupanya ingin
menyeberang ke jalur Cidahu melewati pinggiran kawah. Agak seram juga
karena arah asap terkadang berpindah-pindah dan bisa saja muncul di
tanah yang kita pijak. Pemandangan Kawah Ratu memang terkesan gersang,
dengan aura mistis dan misterius. Walaupun begitu masih banyak pula
tumbuhan pioner seperti lumut yang hijau bak karpet yang mampu tumbuh di
bebatuan sekitarnya.
1395569165343917691
Kami berlima di kawah ratu (Dok. Yani)
Sekitar jam 11-an, kami kembali turun meninggalkan Kawah Ratu. Saat
perjalanan pulang kami beristirahat sejenak di dekat sumber air yang
dapat diminum langsung sambil membersihkan kaki. Cuaca agak sedikit
panas waktu itu. Rasa seger banget minum air langsung dari sumbernya.
Tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau, pokoknya bersih banget
deh. Setelah puas makan dan minum, kami melanjutkan jalan ke bawah.
Rasanya perjalanan pulang hanya kami tempuh kurang dari 2 jam.
Sampai-sampai orang di di pos penjagaan mengira kami trekking sambil
lari.
Akhirnya acara ke Kawah Ratu hari itu kami tutup dengan mengunjungi
Curug Ngumpet II. Curug yang sumber mata airnya sempat saya pakai minum
dan mencuci kaki ketika di atas tadi.
Salam kompasiana
Bogor, 23 Maret 2014
Tulisan lain tentang Gunung Salak :
[WPC-6] Pemandangan Gunung Salak : Si Misterius yang Eksotis
Menjelajahi Curug di Kawasan Gunung Salak Endah (Gunung Bunder) Bogor
Aryani_Yani
/aryani_leksonowati
TERVERIFIKASI
Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah
bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di
Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just
the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-),
melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan,
mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft,
travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias
naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya
belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator
adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com.
Salam kenal buat semuanya...:)
Selengkapnya...
IKUTI
Share
19
0
0
KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT OLEH DAN MENJADI
TANGGUNGJAWAB PENULIS.
LABEL curugngumpet gunungsalak gunungbunder kawahratu jalanjalan wisata
TANGGAPI DENGAN ARTIKEL
RESPONS : 0
NILAI : 18
Beri Nilai
Teguh Hariawan
Menarik
Ilham
Menarik
Asrini Hani
Menarik
PRIADARSINI (DESSY)
Aktual
Asep Sumpena
Menarik
akang Sepuh
Menarik
Nira Prihatin Nufus
Menarik
odam
Menarik
Selanjutnya
KOMENTAR : 16
Ryan Andin24 Maret 2014 00:09:58
Tengkyu, mb Aryani, artikelnya, kapan2 ke sini ah, mumpung lokasinya
ng terlalu jauh kan dari cibinong...
Balas
Jati 24 Maret 2014 03:51:22
foto di kawah mati sama hutan yg kering meranggas serem yah......
Balas
Agoeng Widodo24 Maret 2014 16:46:09
Kebayang deh asiknya mba
Indah banget yah kawah ratunya itu lho
Balas
Mbah Paito24 Maret 2014 02:04:03
wah airnya bening banget.,.,
Balas
Novi Handayani23 Maret 2014 22:28:02
Pengalaman yang seru ya...... Jadi pengen kesana atau mendaki lagi
Balas
elde24 Maret 2014 04:25:43
Makasih sh sharing perjalanannya...:)
Balas
Widianto.H Didiet24 Maret 2014 05:32:21
aku udah kesiniiii.. jalannya jauh bangeeet.. :P
Balas
PRIADARSINI (DESSY)24 Maret 2014 23:03:00
wah seruw keknyaaah.. jadi pengen kesan jugaaakk... *ikut2an*
:-)
Balas
Deo Reiki24 Maret 2014 23:40:39
Anda yang ingin berkunjung ke Kota Singkawang, silakan buka:
www.singkawang.info
Balas
Nira Prihatin Nufus24 Maret 2014 13:23:07
kawah ratu memang keren (y)
jadi rindu ingin kesana lagi, hehe :)
Balas
Selanjutnya
Featured Article
BUT Facebook, Google, Twitter: Hidup Kembali ke Zaman Klasik?
Angra Bramagara
28 Februari
Headline
1
Manusia Bergawai dan Rasa Kemanusiaan - Cerita Ibu Puasa dari Wara
Suryani Amin
13 April 2016
2
Tasia dan Gracia Cetak Rekor Tertinggi di MKR, Mengharumkan Nama
Indonesia
Ronny Noor
14 April 2016
3
7 Fakta Tersisa dari Perempat Final Liga Champions
Hadi Santoso
14 April 2016
4
Si Ujang dari Padalarang, Bertahan Hidup dengan Menjual Batu Cobek
Topik Irawan
14 April 2016
5
Begini Ini Pendidikan? Begini Ini Sekolah?
Achmad Saifullah Syahid
14 April 2016
Nilai Tertinggi
Ahok Terlibat Korupsi, Sudah Biasa tuh
Mike Reyssent
14 April
Ketua BPK Mundur Gegara Bocoran Panama Papers
Axtea 99
14 April
Mendinginkan Kompasiana
Arke
14 April
Panama Papers dan Sikap Tanggung Jawab Bangsa Indonesia
Susy Haryawan
14 April
BPK Berpotensi Terkena Psl.9 No 20/th 2001
Purnawan Eko Andoko
14 April
Terpopuler
Pembelaan Membabi buta Oleh Pendukung Ahok di ILC yang Kontra Produktif
Dewi Haroen
14 April
Ahok Terlibat Korupsi, Sudah Biasa tuh
Mike Reyssent
14 April
Ketua BPK Mundur Gegara Bocoran Panama Papers
Axtea 99
14 April
Sketsa Ahok yang Tak Terpikirkan
Nuey A Setiawan
14 April
Ahok Terpojok, BPK Dinilai Ngawur
PECEL TEMPE
14 April
Tren di Google
Ahok Akan Clean, Balik Serang BPK di Sumber Waras dan Fakta Pendukung vs
Penentang Ahok
Asaaro Lahagu
13 April 2016
Ahok Robek Tradisi, Tantang Megawati, Skak DPR Senayan, dan Bakar Spirit
Teman Ahok
Asaaro Lahagu
11 Maret 2016
BPK Berpotensi Terkena Psl.9 No 20/th 2001
Purnawan Eko Andoko
14 April 2016
Ahok Terlibat Korupsi, Sudah Biasa tuh
Mike Reyssent
14 April 2016
Kisah Anak 2-6 Tahun Bertemu Ahok 1 Jam
Meicky Shoreamanis Panggabean
13 April 2016
Gres
Aku dan Kehidupanku
Reni Intan P. A
14 April
Di Bahrain, Umur 50 Sudah Tidak Layak Bekerja
Sahrudin308
14 April
Apa Itu Dermatitis Atopi alias Eksim Anak?
Andrew Shem
14 April
Mengenal Teknologi Dermoscopy, Upaya Pencegahan Dini Kanker Kulit
Andrew Shem
14 April
Mengenal Jamur pada Kulit Manusia
Andrew Shem
14 April
Close Ads X
Tentang Kompasiana Syarat & Ketentuan
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aryani_leksonowati/kawah-ratu-gunung-salak-keindahan-yang-eksotis-dan-penuh-mistis_54f7ff09a333116a608b4870
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aryani_leksonowati/kawah-ratu-gunung-salak-keindahan-yang-eksotis-dan-penuh-mistis_54f7ff09a333116a608b4870
Komentar
Posting Komentar